Selamat Datang Di Blog Mata Pelajaran PPKn SMP Negeri 1 Cimaragas

Sabtu, 25 Januari 2020

MATERI KELAS 9. KEBERAGAMAN

A.  Makna Persatuan dalam Kebangsaan

           Keadaan masyarakat Indonesia yang beranekaragam merupakan salah satu rahmat dan anugrah dari Tuhan Yang Mahakuasa kepada bangsa Indonesia. Keanekaragaman tersebut perlu dipupuk dan dipelihara sehingga dapat memperkaya budaya bangsa dan memperkokoh rasa persatuan dan Kesatuan bangsa.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan persatuan bagi bangsa Indonesia, memiliki makna yang sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa. Karena berkat persatuan dan kesatuan 
dari segenap elemen bangsalah kita dapat mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya pembangunan nasional.  Walaupun  kondisi masyarakat Indonesia beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan adat istiadatnya, namun tetap merupakan keluarga besar bangsa Indonesia di bawah naungan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
    Dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia, kita perlu mengembangkan sikap  tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain, tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik, menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, serta lebih mengutamakan negara daripada kepentingan 
daerah atau suku masing-masing.Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya daerah kita. Jangan sampai kita menjadi asing di negeri sendiri, karena mengabaikan budaya sendiri.

B.  Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan

Untuk mewujudkan persatuan dalam keberagaman, masyarakat Indonesia perlu berpegang kepada prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan. Prinsip-prinsip itu, di antaranya sebagai berikut.

a.  Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
   Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan. Hal ini mewajibkan kita untuk bersatu 
sesuai dengan makna dari Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, yaitu walaupun berbeda-beda tetapi merupakan satu kesatuan.

b.  Prinsip nasionalisme Indonesia
    Nasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya kesiapsiagaan dari warga negara untuk membela tanah airnya. Kita mencintai bangsa kita, namun bukan berarti mengagung-agungkan 
bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kepada bangsa lain. Sebab, pandangan 
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c.  Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab
    Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,  yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan kebebasan yang kebablasan. Namun, kebebasan yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia serta kepada bangsa dan negara.

d.  Prinsip Wawasan Nusantara
   Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. 
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Manusia Indonesia merasa satu, senasib 
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

C.  Permasalahan Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

1.  Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia

a.  Suku Bangsa
    Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa. Persebaran suku bangsa, dipengaruhi oleh faktor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. Persebaran yang luas, menjadikan suku bangsa di Indonesia memiliki ciri dan karakter 
tersendiri yang berbeda antara satu suku bangsa yang satu dengan yang lainnya.

b.  Adat Istiadat
   Adat merupakan peraturan tentang perbuatan manusia yang lazim dilakukan sejak zaman nenek moyang dan diikuti oleh keturunannya. Adat yang telah melembaga, disebut adat istiadat. Adat istiadat berupa tata kelakuan yang relatif turun-temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan 
nenek moyang sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku dalam masyarakat.
Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan ciri khasnya masing-masing yang berbeda antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya. Hal ini nampak dari keanekaragaman budaya daerah seperti dari rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisonal, lagu-lagu daerah, 
tarian daerah, makanan khas tradisional, kerajinan khas daerah, upacara adat, sistem kekerabatan.

c.  Agama
  Agama merupakan satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa, letak geografis dan latar belakang sejarah, merupakan faktor penyebab terjadinya keragaman tersebut.Pemerintah menetapkan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu merupakan agama resmi penduduk di Indonesia.

2.  Pengaruh Keberagaman Masyarakat Indonesia

Dampak positif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia, di antaranya:
  1. a.  terciptanya integritas nasional;
  2. b.  menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antar suku, agama, budaya, dan golongan;
  3. c.  dapat memperkaya khasanah budaya bangsa;


Di samping itu dampak negatif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia, di antaranya:
  1. terjadinya konflik dalam masyarakat;
  2. munculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya;
  3. munculnya sikap etnosentrisme, yaitu suatu pandangan yang menganggap bahwa suku bangsanya sendiri lebih unggul dibandingkan dengan suku yang lainnya;
  4. fanatisme yang berlebihan, yaitu faham yang berpegang teguh secara berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan yang lain.


3.  Permasalahan yang mungkin Muncul dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia

a.  Bentuk Konflik pada Masyarakat Indonesia
    Berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik      antargolongan. Berikut uraian konflik berdasarkan jenisnya.
  1. Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain.
  2. Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda. Konflik ini dapat terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
  3. Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
  4. Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan,  partai politik,  asal daerah, dan sebagainya.
b.  Penyebab Konflik dalam Masyarakat
     Konflik dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi secara  tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala dalam masyarakat. Gejala yang enunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
  1. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
  2. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik, sebagai alat mencapai tujuan.
  3. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
  4. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
  5. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
  6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik)
c.  Akibat yang Ditimbulkan oleh Terjadinya Konflik
     Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik secara perorangan maupun kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok. Hubungan antaranggota kelompok atau masyarakat semakin kuat. Namun konflik juga memiliki akibat yang negatif, seperti misalnya sebagai berikut.
       1)  Perpecahan dalam masyarakat
       2)  Kerugian harta benda dan korban manusia
       3)  Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada
       4)  Perubahan kepribadian

D.  Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA
  1. cara preventif, artinya upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya.
  2. cara represif adalah upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
  3. cara  kuratif, merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya.
Selain itu, upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dapat juga dilakukan dengan mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati berbagai keragaman di masyarakat. Bolehkah kamu membanggakan suku bangsa dan budaya daerah sendiri? Tentu saja boleh, tetapi jangan berlebihan. Apalagi merendahkan budaya daerah lain. Sikap seperti itu dapat menimbulkan perpecahan. Sebaliknya, kamu harus menghormati dan menghargai  budaya daerah lain. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan maju serta disegani oleh bangsa lainnya.
Sikap menghargai dan menghormati keanekaragaman suku bangsa dan budaya, dapat kamu terapkan melalui berbagai cara. Misalnya, tidak menonjolkan suku bangsa sendiri, tidak menjelek-jelekkan suku bangsa lain,mau bergaul dengan  teman yang berbeda suku, memberikan pujian terhadap 
keindahan budaya suku bangsa lain, menyaksikan pertunjukan kesenian daerah lain dan sebagainya.